*** SELAMAT DATANG DI WEBSITE KEWIRAUSAHAANFTPUGM.COM ***


Jumat, 17 Januari 2014

Jurus Menghadapi Persaingan Bisnis Dengan "Blue Ocean Strategy"


Dalam mengantisipasi kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat memaksa para pelaku usaha untuk berlomba mencari strategi pemasaran yang lebih kreatif dan inovatif.  Strategi yang digunakan tidak lagi sebatas strategi yang biasa dan umum, namun harus mengeluarkan jurus kreatif semaksimal mungkin, memanfaatkan peluang bisnis semaksimal mungkin bahkan bila perlu keluar dari zona nyaman agar dapat membuat gebrakan baru yang tidak pernah terpikirkan oleh kompetitor. Salah satu contoh strategi yang bisa dipakai adalah dengan menggunakan teknik Blue Ocean Strategy, lantas bagaimana menghadapi persaingan bisnis dengan Blue Ocean Strategy ?
Strategi Blue Ocean pertama kali dipaparkan oleh  W. Chan Kim dan Renee Mauborgne. Strategi blue ocean mengajak pelaku usaha untuk mencari dan menggunakan pangsa pasar baru yang belum pernah dilirik maupun disentuh oleh orang lain maupun kompetitor. Pengusaha diajak untuk menghindari masuk kedalam kompetisi yang sudah penuh dengan persaingan.
Ada beberapa tips bagi anda yang ingin menggunakan strategi pemasaran blue ocean ini untuk menaklukkan persaingan di pasar yang telah penuh.
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah menciptakan pangsa pasar baru yang belum pernah dilirik sama sekali. Misalnya saja anda dapat mengkombinasikan hobi anda menjadi sebuah tema pada bisnis utama yang dikemas menjadi sebuah peluang yang menarik perhatian.
Bobby Handojo Gunawan adalah salah satu yang berhasil menerapkan strategi bisnis seperti ini. Berbekal hobinya di bidang otomotif, Bobby berhasil mengembangkan bisnis café dan resto yang ia beri nama Dream Cars Resto And Café di Surabaya. Bobby tak segan-segan untuk menggunakan koleksi mobil tuanya sebagai  tempat makan bagi para konsumen. Konsep bisnis yang unik ini tentu saja menarik perhatian para pelanggan dan akhirnya café dan resto milik Bobby ini selalu menjadi buah bibir dan akhirnya setiap hari restorannya selalu ramai dikunjungi.
Kemudian buatlah produk anda berbeda dari yang lain. Ciptakan produk baru yang unik dan belum pernah terpikirkan oleh kebanyakan orang.
Contohnya Rachman S Said yang berhasil menciptakan gebrakan baru di bidang kuliner karena keberhasilannya menciptakan mie dengan labu sebagai bahan utamanya. Alumni IPB Fakultas Teknologi Hasil Pertanian ini mampu menciptakan produk mie yang berbeda dan mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa mie bisa dibuat dengan bahan labu. Keunikan inilah yang membuat Bumi(Labu Mie) menjadi dikenal, sehingga permintaan konsumen yang penasaran ingin mencicipi terus mengalami peningkatan.
Selain itu gunakanlah slogan yang unik untuk menciptakan kesan khusus di hati pelanggan. Mungkin kebanyakan orang menganggap tagline hanya merupakan bagian dari iklan, namun tagline ini dibuat dengan tujuan jangka panjang, hingga dapat tertanam di hati para konsumen. Contohnya perusahaan yang mengusung tagline“I’m lovin’ it. Ya, dengan mengucapkan tagline itu saja, maka dapat dipastikan setiap orang yang mendengarnya akan langsung mengasosiasikannya dengan resto cepat saji McDonald.
Bagaimana dengan bisnis anda? Andapun dapat menerapkan strategi tersebut dengan salah satu syaratnya adalah bekal kreatifitas tinggi, berani ber-inovasi dan dare to be different! that’s Blue Ocean Strategy! 


Sumber : wartawirausaha.com

Ada 3 Faktor Penyebab Kegagalan Bisnis


Dalam menjalankan usaha apapun pasti kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk terhindar dari kegagalan, namun seandainya suatu saat hal tersebut datang juga tanpa bisa kita hindari lagi, apa yang akan kita lakukan? Hal pertama yang harus kita lakukan adalah berusaha tetap tegar, tenang dan tidak lekas putus asa. Kemudian segeralah mengevaluasi apa saja penyebab tidak berputarnya roda bisnis, cari tahu dimana letak kesalahan fatal yang menyebabkan kegagalan dalam bisnis kita.

Ada 3 faktor mendasar yang wajib anda evaluasi sebagai sumber penyebab terjadinya kegagalan, khususnya dalam hal ini bagi pelaku wirausaha dan UKM. Ketika anda mulai merintis menjalankan sebuah usaha dan kemudian usaha tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang anda perkirakan sebelumnya, maka hampir bisa dipastikan penyebabnya adalah salah satu atau ketiga faktor dibawah ini:
1. Kurangnya Pemahaman Teknik Dasar Pemasaran
2. Terbatasnya Sumber Dana
3. Lemahnya Kemampuan Management

Mari kita uraikan ketiga faktor tersebut :
1. Kurangnya Pemahaman Teknik Dasar Pemasaran
Mungkin anda memiliki produk yang sangat dibutuhkan masyarakat luas, sebuah produk yang pasti akan laris di pasaran karena menjadi solusi untuk mengatasi masalah tertentu. Andapun telah mengantongi target market yang jelas kemana produk itu akan dipasarkan. Namun saat menjual produk tersebut ke pasaran, muncullah masalah diluar perkiraan; Produk tidak laku dan target penjualan tidak tercapai. Ternyata promosi yang anda lakukan tidak dipahami oleh calon pelanggan potensial anda.

Kenapa bisa terjadi? Karena kebanyakan pelaku bisnis UKM kurang menguasai 3 hal dasar yang penting dalam pemasaran. yaitu Interrupt’‘Educate’ dan ‘Offer’.
Interrupt ( cari perhatian )
Pertama anda harus bisa menemukan cara untuk mendapatkan perhatian dari target market, ini bisa dilakukan dengan iklan yang sedikit ‘nyleneh’ atau apapun yang terpenting produk anda mendapat perhatian calon pelanggan.

Educate ( beri informasi yang jelas)
Kemudian setelah berhasil meng‘Interrupt’, Anda harus menginformasikan kepada mereka manfaat dan keunggulan produk atau layanan anda dengan cepat, singkat dan jelas. Berikan informasi tentang apa yang anda lakukan atau produk Anda. Bagaimana produk tersebut berharga untuk hidup mereka.

Offer ( penawaran )
Setelah anda merasa berhasil mencapai dua yang pertama, sekarang saatnya untuk memotivasi mereka ke dalam tindakan untuk membeli produk tersebut. Buat konsep strategi penjualan yang unik, sistematis, mudah dan berbeda dari kompetitor pesaing anda. Jangan lupa tambahkan jaminan atau garansi yang membuat calon pelanggan makin nyaman.

2. Terbatasnya sumber dana
Kebutuhan arus kas merupakan masalah besar bagi sebagian besar pemilik usaha kecil. Jika Anda tidak berhasil menjual apa-apa maka roda usahapun akan langsung terkena imbasnya. Mendapatkan dan mempertahankan angka penjualan adalah darah kehidupan dari setiap bisnis. Ketika anda dalam keadaan tertekan lalu mencurahkan segala upaya untuk mengejar target penjualan, hal tersebut akan menyita waktu, membuat anda mudah kehilangan fokus dan mengganggu keseimbangan usaha secara keseluruhan.

Karena itu, janganlah langsung memasang target yang spektakuler namun mulailah dengan membina hubungan baik dengan pelanggan. Anda bisa membangun jaringan kerja melalui daftar pelanggan yang ada saat ini. Ini bisa menjadi cara tercepat dan paling murah untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan baru dengan dasar rekomendasi dari pelanggan lama. Rekomendasi adalah prospek termudah untuk mengubahnya menjadi penjualan, anda bisa memberi diskon atau point reward sebagai bentuk penghargaan kepada pelanggan lama yang berhasil meningkatkan penjualan lewat rekomendasinya.
Jaringan ini akan bekerja baik, terutama ketika anda tahu bagaimana menerapkan “Take and Give”dengan baik pula. Kembangkan teknik yang paling efektif ini untuk mendongkrak penjualan sambil terus berpikir inovatif untuk menemukan formula-formula baru yang bisa diterapkan.

3. Lemahnya Kemampuan Management
kemampuan Management ibarat markas komando dalam sebuah pertempuran, disinilah semua alur strategi dan taktik untuk memenangkan pertempuran dikendalikan. Lemahnya kemampuan management atau menerapkan strategi yang tidak tepat sasaran akan mengakibatkan tidak efektifnya penjualan, dan bila tidak segera diperbaiki maka lambat laun akan berakibat pada kegagalan bisnis.

Untuk menjalankan konsep pemasaran yang tepat sesuai dengan point 1 dan mengelola keterbatasan dana yang dimiliki secara efisien (point 2) maka sangat dibutuhkan sebuah dukungan management yang baik. Carilah sistem yang paling efektif dan efisien, kembangkan dan revisi menjadi lebih baik dari waktu ke waktu agar menjadi sebuah standar dalam pelayanan. Bila memiliki bawahan dalam menjalankan usaha, terapkan sistem tersebut dan terus monitor pelaksanaannya agar kualitasnya selalu terjaga, misalnya bisa dengan membuat sistem “Reward and Punishment” sehingga bawahan selalu termotivasi dalam bekerja.
Untuk mendapatkan kemampuan management yang baik tidak harus selalu melalui tahap pendidikan yang formal saja, tapi dapat juga diperoleh dengan menerapkan kedisiplinan diri, memperluas wawasan dan mempertajam intuisi anda.
Itulah bahan evaluasi yang dapat diterapkan dalam menjalankan usaha anda agar dapat terhindar dari kegagalan bisnis, semoga bermanfaat!

Sumber : wartawirausaha.com - Harry Budiarto


Ayo Membangun Usaha Mandiri

Membangun usaha mandiri adalah wacana penting dalam mengembangkan potensi masyarakat, khususnya bagi para pelajar, pemuda, mahasiswa dalam mengatasi pengangguran. Membangun usaha mandiri merupakan langkah penting ditengah-tengah  minimnya kesempatan kerja serta meningkatkan kemampuan kewirausahaan masyarakat yang merupakan pilar penting dalam meningkatkan kesejahteraannya.


Membangun usaha mandiri juga pilihan paling realisitis saat ini yang dapat dilakukan karena untuk mendapatkan pekerjaan di sektor pemerintahan dan perusahaan swasta semakin kecil peluangnya. Jumlah sumberdaya manusia dan angkatan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan peluang kerja yang ada. Membangun usaha mandiri kini sangat penting segera dilakukan karena :
Pertama, usaha mandiri mencerminkan kepribadian yang mandiri, merdeka, kreatif, dan memiliki dimensi sosial yang lebih luas dan lebih besar karena selain memberikan manfaat bagi dirinya sendiri juga bermanfaat bagi orang lain.
Kedua, membangun usaha mandiri menciptakan kebanggaan serta  keinginan untuk mencapai kemampuan finansial dan kesejahteraan tak terbatas sesuai dengan kinerja dan pencapaian yang telah dilakukan.
Ketiga, membangun usaha mandiri adalah keniscayaan karena kini peluang kerja formal yang disediakan pemerintah maupun perusahaan swasta semakin kecil jumlahnya, dan semakin tidak memenuhi harapan yang diinginkan.
Keempat, membangun usaha mandiri dapat dimulai dari ide-ide yang menarik, hobi yang disukai, serta waktu yang fleksibel.
Kelima, membangun usaha mandiri meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan secara optimal dalam hal manajemen maupun kerja operasional yang sangat penting artinya bagi upaya meningkatkan pengelolaan usaha lebih besar di masa mendatang.
Keenam, membangun usaha mandiri merupakan pilihan karir paling menjanjikan bagi anak-anak muda yang memiliki inovasi, penuh petualangan dan keingintahuan.

Sumber : http://ide-bisnis.wirausahanews.com

Berbisnis Itu Adalah Membangun Reputasi - Membangun Kepercayaan

Berbisnis, bisnis apa saja, baik memproduksi maupun barang-barang dan jasa, bisnis adalah membangun reputasi, membangun kepercayaan. Itulah yang dilakukan Nanang Kristanto, seorang web disainer, sekaligus pebisnis kreatif multi media ini menuturkan kepada Majalah Wirausaha dan Keuangan. Membangun reputasi adalah menjaga kepercayaan, memberikan layanan yang terbaik, serta memiliki tanggungjawab yang optimal terhadap produk-produk karya yang dihasilkan, meskipun hanya kepada 1 (satu) orang klien sekalipun.
Konsistensi menjaga reputasi ini sangat penting bagi sorang pewirausaha karena karya-karya yang dihasilkan akan ‘berbicara’ lebih panjang dan lebih luas, dan merupakan bagian dari kegiatan promosi paling efektif.


Kini, Nanang telah melihat sendiri bagaimana sebuah reputasi mengalir dan bergulir. Sebuah kepercayaanpun yang terus berdatangan, dari klien-klien besar yang lain. Ia akan tetap berkarya besar dan menjaga kepercayaan kliennya dengan komitmen dan berjiwa besar, serta terus menjaga reputasi bisnis, produk dan jasa-jasa yang dihasilkan secara lebih optimal. 

Sumber : http://strategi-usaha.wirausahanews.com

Bangunlah Bisnis Mikro & Kecil Yang Bersistem

Jatuh bangun, hidup mati bagi sebagian besar pebisnis mikro dan kecil adalah hal yang sangat biasa. Jangankan waktu 5 tahun untuk bertahan, dalam hitungan bulanpun sudah banyak bisnis yang berguguran. Ini baru soal bertahan bisnis, belum berbicara soal bagaimana mengembangkan bisnis. Ada beberapa hal mendasar yang menjadikan bisnis mikro dan kecil jatuh bangun seperti itu.
    Pertama, Ingin melakukan semuanya sendirian. Dalam bisnis kecil, semua orang harus melakukan tugas yang sesuai dengan keahliannya. Pada awalnya boleh melakukan semuanya sendirian, tapi ketika sudah mulai kerepotan, jangan segan-segan mencari bantuan atau karyawan yang cocok. Jangan takut untuk mencari bantuan dari luar. Sebuah bisnis yang mulai tumbuh tidak mungkin dilakukan sendirian, cari orang yang memang mengerti di bidangnya. Sebagai contoh, sulit rasanya seorang ahli informasi dan teknologi (IT) bisa mengurus pembukuan dengan baik. Orang Accounting bisa melakukan kegiatan marketing dengan sangat baik.
    Kedua, Beranggapan sebuah produk bisa terjual dengan sendirinya. Bayangkan Anda punya perusahaan dengan produk yang paling mutakhir di dunia. Apakah barang ini bisa terjual dengan sendirinya dengan segala kecanggihan yang dimiliki? Jawabannya, tidak. Sebaik apapun produk tersebut, tidak akan terjual tanpa ada orang yang tahu. Untuk itu, bangunlah sebuah basis pelanggan yang mengerti akan bisnis Anda.
    Promosi paling bagus adalah mulut ke mulut, di zaman modern ini cara tersebut lebih mudah dilakukan melalui media sosial. Sering-seringlah berpromosi atas bisnis Anda melalui media sosial dan komunitas. Namun kalau perusahaan Anda mempunyai budget untuk beriklan, akan jauh lebih baik.



    Ketiga, Tidak mengerti cara menyusun laporan keuangan. Kebanyakan pebisnis pemula dan kecil tidak mengerti menyusun pembukuan atau laporan keuangan. Tak cukup hanya mengerti akan dunia bisnisnya, seorang pengusaha juga harus bisa mengerti kondisi kesehatan finansial perusahaannya. Semua keputusan bisnis yang akan diambil pengusaha selalu berhubungan dengan arus kas perusahaannya dan target laba di akhir tahun. Pembukuan ini di butuhkan saat kita mau mengajukan Kredit modal ke Bank. Laporan keuangan yang Bankable akan lebih disukai oleh pihak bank, dan itu akan meningkatkan trust bank ke Anda.
    Keempat, Menyepelekan hal yang sebenarnya bisa menguntungkan. Ketika sebuah bisnis tidak berjalan dengan baik, biasanya pengusaha langsung membuat produk baru demi menggenjot penjualan. Hal ini tidak salah, karena bisa menambah omzet yang sudah mulai lesu. (Inilah asal usul atau cikal bakal banyaknya pengusaha pemula yang mempunyai banyak bisnis dan banyak produk, namun banyak yang tidak berhasil alias tidak fokus). Namun, hal itu tidak akan bertahan lama dan melelahkan, karena tak berapa lama harus mencari produk baru lagi demi menggenjot laba. Padahal sebenarnya bisnis yang baik itu adalah bisnis yang fokus ke satu atau beberapa produk saja.
    Selama produk tersebut sejak awal sudah dirancang sedemikian rupa sehingga disiapkan untuk jangka panjang, maka pelanggan akan terus mencarinya. Jadi, ada baiknya untuk tidak buru-buru mencari produk baru sebelum produk lama Anda berkembang sampai sempurna, ini adalah rahasia untuk sukses jangka panjang. Investasi modal akan jauh lebih punya arti pada perkembangan dan pertumbuhan usaha sebelumnya daripada investasi pada bisnis baru yang baru mulai dan menyedot modal banyak dan belum tentu bisa tumbuh, hanya karena kita punya sifat mudah tergiur dengan hal-hal baru.
    Kelima, Buatlah bisnis anda bersistem. Sistem bisnis tidak harus yang rumit-rumit, cukup mengatur pendelegasian tugas yang jelas,  informasi produk yang seragam dan konsisten, pengaturan kerja yang jelas dan transparan, yang memungkinkan seluruh pekerjaan dapat dikerjakan dan berjalan dengan baik meskipun anda tidak ada di dalamnya.

Sumber : http://strategi-usaha.wirausahanews.com

Ingatlah Tentang Faktor Kali

Jangan menyepelekan bisnis ritel. Bisnis ritel ini justru menjadi model bisnis yang sanggup dan mampu mendulang omzet dan keuntungan yang besar, mudah pengelolaannya, efisien dalam operasionalnya dan yang paling penting mampu menjangkau pelanggan dengan jumlah terbanyak dengan mudah.Omzet dan keuntungan yang dikumpulkan oleh operator telekomunikasi  di Indonesia yang mencapai triliunan jumlahnya jangan dikira berasal dari pelanggan korporat, tetapi justru berasal dari pelanggan ritel, yang sebagian pembelinya membeli dengan harga Rp5 ribu, Rp10 ribu – Rp50 ribu.  Jumlah omzet  dan keuntungan yang besar ini berasal dari jumlah pelanggan yang sangat besar.
Perusahaan produsen Jamu Jago, atau Sido Muncul sejak awal telah menggunakan gerai-gerai jamu Gendong, outlet-outlet jamu berukuran 2,5 m x 3 meter yang tersebar sepanjang jalan-jalan sempit, outlet jamu di pasar,  serta perumahan, sebagai mata rantai pemasaran yang efektif. Demikian juga dengan produsen  PT Wings Group yang menjual aneka produk sabun hingga makanan dengan menggunakan kekuatan jaringan pemasaran yang efektif. Kuncinya adalah mendekatkan produk ke pasar sedekat-dekatnya. Istilahnya begitu orang keluar rumah, produk yang dijual sudah tersedia dan dapat dibeli di sana.
Bahkan, produsen merek-merek ternama juga mensiasati pasar dengan menjual produk dengan kemasan mini. Masih ingat kemasan sampo dengan sashet kecil sekali pakai, atau produk-produk snack dengan kemasan mini?

penjual es

Faktor Kali   
Kesadaran tentang kekuatan bisnis ritel, dengan outlet kecil-kecil yang tersebar luas  ini  semakin disadari kekuatannya oleh perusahaan-perusahaan menengah dan besar, dan karenanya tidak salah jika pasar ritel kini menjadi ujung tombak mendekatkan produk kepada pelanggannya.
Bagi pengusaha mikro dan kecil, anda juga dituntut kreatif untuk mengembangkan bisnis anda. Jika gerai anda ukuran 1 meter x 1 meter sudah mampu menghasilkan omzet Rp300 ribu - Rp500.000 dalam sehari dengan keuntungan bersih Rp75 ribu per hari, maka anda dituntut untuk mengembangkannya menjadi 10 atau 25 outlet dalam setahun mendatang. Coba tebak berapa perhitungan keuntungan jika anda memiliki keuntungan bersih sebanyak Rp75 ribu per outlet jika yang anda miliki adalah sebanyak 25 outlet, keuntungannya adalah Rp75.000 x 25 outlet = Rp1.875.000/hari atau sebanyak Rp56.250.000 per bulan. Hasil ini lebih banyak dari gaji seorang anggota DPRD.
Coba bayangkan jika anda memiliki sebanyak 1000 outlet usaha mikro, berapa keuntungan yang dapat anda kumpulkan per harinya?.

sumber : http://strategi-usaha.wirausahanews.com

Kamis, 09 Januari 2014

Yuk Senam Otak Sejenak

Kita sudah tahu bahwa salah satu faktor penentu kesuksesan seorang wirausahawan diantaranya adalah lebih dominannya otak kanan daripada otak kiri. Dengan berpikir memakai otak kiri yang serba rasional, orang akan cenderung ragu untuk melangkah dan tidak berani mengambil keputusan untuk memulai berbisnis. Sebaliknya, orang yang lebih dominan menggunakan otak kanannya dinilai lebih peka menangkap peluang, lebih encer menuangkan ide atau gagasannya, lebih kreatif, inovatif dan lebih berani mewujudkan gagasan atau idenya, bahkan terkesan tidak banyak pertimbangan dalam menangkap peluang.
Sayangnya pendidikan kita selama ini sebagian besar hanya memberdayakan otak kiri saja. Hanya 10 % saja mata pelajaran yang memberdayakan fungsi belahan otak kanan, misalnya untuk pengembangan kreativitas, keberanian, inovasi, dan berkesenian. Padahal kalau kedua belahan otak kita itu diberdayakan, pasti hasilnya sangat luar biasa. Bagaimana cara melatih memberdayakan otak kanan dan otak kiri kita, mari kita latihan dengan senam otak bersama untuk melatih sinergi fungsi otak kanan dengan otak kiri. Pada awalnya memang sulit karena belum terbiasa, tetapi dengan latihan terus menerus pasti bisa. Selamat Bersenam Ria...





Mana Yang Lebih Dominan, Otak Kiri atau Otak Kanan Anda ?

Banyak yang berpendapat bahwa salah satu faktor penentu kesuksesan seorang wirausahawan diantaranya adalah lebih dominannya otak kanan daripada otak kiri. Menurutnya, dengan berpikir memakai otak kiri yang serba rasional, orang akan cenderung ragu untuk melangkah dan tidak berani mengambil keputusan untuk memulai berbisnis. Sebaliknya, orang yang lebih dominan menggunakan otak kanannya dinilai lebih peka menangkap peluang, lebih encer menuangkan ide atau gagasannya, lebih kreatif, inovatif dan lebih berani mewujudkan gagasan atau idenya, bahkan terkesan tidak banyak pertimbangan dalam menangkap peluang. Seorang wirausahawan biasanya cepat mengambil keputusan, tangkap dulu peluang, bagaimana mewujudkannya itu urusan nanti.

Beginilah anatomi otak kita. Ada dua belahan otak kita, yaitu belahan otak kanan dan otak kiri. Setiap belahan otak kita, baik otak kiri ataupun otak kanan, mempunyai fungsi yang berbeda.  Belahan otak kiri berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian (sequence), dan matematika. Otak kiri biasanya diidentikkan dengan kecerdasan analitik. Jadi, belahan otak kiri kita berhubungan dengan hal-hal yang kuantitatif, berpikir teoritis, intelektual, logis, linier dan rasional. Otak kiri kita akan merespon terhadap masukan-masukan yang membutuhkan kemampuan mengupas, menelaah atau meninjau (critiquing), menyatakan (declaring), menganalisa, menjelaskan, berdiskusi dan memutuskan (judging).  Cara kerja otak kiri sangat rapi, terstruktur dan sistematis. Biasanya otak kiri ini sangat bermanfaat saat digunakan untuk memahami hal-hal yang kompleks dan perlu pemikiran yang mendetail. Orang yang biasanya lebih mengandalkan otak kiri adalah seorang peneliti atau scientist.


Ciri-ciri orang yang lebih dominan otak kirinya adalah :
•Mampu menghasilkan sesuatu dengan matang dan terstruktur
•Sering dapat juara / rangking di kelas atau IP tiap semester bagus.
•Menyukai matematik dan sesuatu yang berhubungan dengan logika
•Berfikir analitis,tajam dan jelas
•Serius dalam segala hal
•Enterprener yang sukses lewat perhitungan matang
•Lebih disiplin dalam segala hal
•Belajar terus-jarang keluar kamar, urusan akademik melulu.
•Bersifat tertutup, kurang bergaul (kuper),
•Tidak menyukai petualangan / tantangan



Bagaimana dengan Otak kanan ?.
Belahan otak kanan berkaitan dengan ritme, kreativitas, warna (visual), imajinasi dan dimensi. Otak kanan sering diasumsikan dengan kemunculan gagasan, ide, gairah, keberanian, emosi, dan seni. Belahan otak kanan kita sangat berperan pada saat melakukan aktivitas motorik seperti menggambar, memeragakan, bermain, berolahraga, bernyanyi, dan aktifitas motorik lainnya. Cara kerja otak kanan ini biasanya tidak terstruktur, dan cenderung tidak memikirkan hal-hal yang terlalu mendetail. Contoh orang yang mengandalkan otak kanannya dibandingkan otak kirinya adalah seniman.

Ciri-ciri orang yang lebih dominan otak kanannya adalah sbb :
•mampu menghasilkan gagasan dan ide-ide briliant
•Jenius dalam menanggapi setiap peluang dan kesempatan
•Berani menanggung resiko untuk jadi lebih baik
•Pintar menyesuaikan dengan lingkungan
•Entrepreneur yang sukses meskipun tidak sekolah tinggi.
•Tidak kuper (sering bergaul, konyol, dan suka becanda)
•Menyukai sesuatu yang unik dan baru
•Suka berpetualang dan tantangan
•Suka kebebasan, Tidak suka terikat
•Tidak suka hitungan, logika dan skema-skema yang ruwet.



Tidak bisa dipungkiri bahwa pada umumnya dominasi fungsi otak kiri jauh lebih besar daripada otak kanan, karena kemampuan analisis, logika dan matematika (hitungan kuantitatif) lebih dominan diajarkan dalam proses pembelajaran kita dibandingkan fungsi belahan otak kanan yang sangat kurang dioptimalkan. Sejak awal pendidikan tidak lebih dari 10 % mata pelajaran yang memakai fungsi belahan otak kanan, misalnya untuk pengembangan kreativitas, keberanian, inovasi, dan berkesenian.

Kalau saya pikir-pikir, apa yang dilakukan UGM akhir-akhir ini melalui pengembangan soft skill mahasiswa, sistem pembelajaran Active Learning, SCL ataupun RBL, serta pengembangan semangat entrepreneurship di  kalangan mahasiswa merupakan upaya untuk memberdayakan atau mengoptimalkan fungsi otak kanan, sehingga tercapai keseimbangan fungsi otak kanan dan otak kiri. Dengan program-program tersebut, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan berkomunikasi, berani mengambil resiko, berani menghadapi tantangan, semakin kreatif - inovatif , dan sebagainya. Jadi, kalau anda mendapat tugas dari dosen, seharusnya anda semua bersyukur karena otak kanan anda sedang diprogram dan dilatih. Nikmati saja dan tidak perlu mengeluh.

Bagaimana dengan anda ?. Kalau saat ini anda merasa kurang seimbang atau lebih dominan fungsi otak kanan atau otak kiri saja, saran saya tidak perlu khawatir dan tetaplah bersyukur. Mengapa ? Ya alhumdillah setidaknya kita termasuk orang yang masih punya otak.... (he....he...he.....).


Disarikan dari berbagai sumber.

Ada 9 Kecerdasan, Jangan Sekedar Cerdas Akademik

Ngomong-ngomong soal kecerdasan, tentu kita sudah tidak asing lagi mendengar istilah kecerdasan intelektual atau kecerdasan akademik, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan lainnya. Menurut para ahli, untuk keseimbangan setidaknya ada 3 macam aspek kecerdasan yang harus diasah atau dikembangkan dalam setiap diri kita masing-masing, yaitu aspek kognitif (berhubungan dengan olah pikir), aspek psikomotorik (berhubungan dengan olah fisik), dan aspek afektif (berhubungan dengan olah rasa).
Kegiatan belajar mengajar sehari-hari anak-anak kita umumnya hanya mengembangkan aspek kognitif atau kecerdasan intelektual saja, sedangkan pengembangan aspek psikomotorik dan afektif porsinya sangat kurang. Pengembangan kedua aspek tersebut sangat tergantung pada kesadaran masing-masing individu untuk mengembangkannya melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Kalau digali lebih jauh lagi, ternyata dalam diri kita ini sesungguhnya tersimpan potensi kecerdasan-kecerdasan lainnya.  Perlu dipahami oleh orang tua dan para pendidik bahwa setiap anak atau anak didik (siswa ataupun mahasiswa), sesungguhnya bersifat unik yaitu masing-masing individu mempunyai potensi kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga setiap anak pasti mempunyai keunggulan kecerdasan yang berbeda-beda pula. Kata orang "Everyone is a unique model". Hal ini dapat kita lihat dalam lingkungan keluarga kita masing-masing. Meskipun dibesarkan dalam lingkungan dan perlakuan yang sama, ternyata masing-masing anak atau anggota keluarga mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda.
Proses belajar mengajar di sekolah ataupun di kampus, umumnya hanya mengukur sebagian kecil kecerdasan saja, terutama kecerdasan akademik atau intelektual saja. Oleh karena itu jangan heran apabila sukses di bidang akademik saja (lulus dengan predikat Cum Laude atau IPK tinggi) tidak bakal menjamin sukses setelah terjun di masyarakat, sebab ada kecerdasan-kecerdasan lain yang perlu diasah untuk keseimbangandiri.
Apa sajakah potensi kecerdasan-kecerdasan lain dalam diri kita itu, silahkan simak uraian berikut (Topik yang sangat menarik perhatian saya ini saya sadur dari beberapa sumber. Saya yakin informasi ini juga sangat menarik perhatian para pembaca, Semoga bermanfaat).

Konsep Kecerdasan Ganda
Menurut Prof. Howard Gardner, seorang psikolog dan pakar ilmu saraf dari Universitas Harvard, Amerika Serikat sang penemu konsep teori kecerdasan ‘Multiple Intelligences’ atau Kecerdasan Majemuk atau Kecerdasan Ganda , manusia itu -siapa saja mereka (kecuali cacat atau punya kelainan otak)- sedikitnya memiliki 9 kecerdasan yang tersimpan dalam otak. Kecerdasan manusia, saat ini tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau menggunakan bahasa.
Ada banyak kecerdasan yang dapat diidentifikasi di dalam diri manusia. Konsep kecerdasan ganda ini  bila dipahami dengan baik, akan membuat semua orangtua memandang potensi anak lebih positif. Para orangtua dan pendidikpun dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memberdayakan di rumah maupun di sekolah atau kampus.
Coba bagaimana menentukan siapa yang cerdas dalam pertanyaan berikut : “Siapa yang paling cerdas di lapangan sepakbola, apakah David Beckham atau Albert Einstein?” Juga, “Siapa yang cerdas di panggung musik, apakah Krisdayanti atau Susi Susanti?”. Mereka  semua cerdas di bidangnya masing-masing. Kita tak bisa menggunakan satu parameter untuk membandingkan kecerdasan mereka.
Dunia dengan segala isinya ini merupakan ruang belajar untuk mengembangkan kecerdasan. Di sekolah, anak bisa diajak keluar kelas untuk mengamati setiap fenomena yang terjadi di dunia nyata. Sementara di rumah, anak bisa memanfaatkan benda-benda dan materi di sekitar rumah. Konsep Multiple Intelligences ini mengajarkan kepada anak bahwa mereka bisa belajar apapun yang ingin mereka ketahui. Apapun yang ingin diktehauinya itu dapat ditemui di dalam kehidupan nyata yang dapat mereka alami sendiri. Sementara, bagi orangtua maupun pendidik, yang dibutuhkan hanya kreatifitas dan kepekaan untuk mengasah kemampuan anak.
Para peneliti pendidikan seperti  Vernon A. Magnesen tahun 1983 dan sekelompok peneliti seperti Bobbi DePorter; Mark Reardon, dan Sarah tahun 2000, menjelaskan bahwa kita sebenarnya mendapat pengetahuan dari apa yang kita baca (10%), dari apa yang kita dengar (20%), dari apa yang kita lihat (30%), dari apa yang kita lihat dan dengar (50%), dari apa yang kita katakan (70%) dan dari apa yang kita katakan dan lakukan (90%).
Nah dari situ terlihat bahwa dari aktivitas seperti apakah kita lebih banyak mendapatkan pengetahuan? Ya, dari yang kita lihat dan dengar serta dari paraktik yang kita lakukan. Belajar dengan menggunakan teori kecerdasan ganda bukan cuma menegaskan “How smart they are” tapi “How they are smart!” Bukan ‘seberapa pintar anak’ tapi ‘bagaimana mereka bisa menjadi pintar’.

Apa saja Sembilan jenis Kecerdasan itu ?

1.Kecerdasan Linguistik
Yaitu kecerdasan dalam mengolah kata-kata secara efektif baik bicara ataupun menulis (jurnalis, penyair, pengacara)
Ciri-ciri :
- Dapat berargumentasi, meyakinkan orang lain, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata
- Gemar membaca dan dapat mengartikan bahasa tulisan dengan jelas
2. Kecerdasan Matematis-Logis
Yaitu kecerdasan dalam hal angka dan logika (ilmuwan, akuntan, programmer)

Ciri-ciri :
- Mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi
- Berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis
- Pandangan hidupnya bersifat rasional

3. Kecerdasan Visual-Spasial
Yaitu kecerdasan yang mencakup berpikir dalam gambar, serta mampu untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek visual (arsitek, fotografer, designer, pilot, insinyur)
Ciri-ciri :
- Kepekaan tajam untuk detail visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk dan ruang
- Mudah memperkirakan jarak dan ruang
- Membuat sketsa ide dengan jelas

4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Yaitu kecerdasan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresiakan gagasan dan perasaan (atlet, pengrajin, montir, menjahit, merakit model)
Ciri-ciri :
- Menikmati kegiatan fisik (olahraga)
- Cekatan dan tidak bias tinggal diam
- Berminat dengan segala sesuatu

5. Kecerdasan Musikal
Yaitu kecerdasan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk musik dan suara (konduktor, pencipta lagu, penyanyi dsb)
Ciri-ciri :
- Peka nada dan menyanyi lagu dengan tepat
- Dapat mengikuti irama
- Mendengar music dengan tingkat ketajaman lebih

6. Kecerdasan Interpersonal
Yaitu kecerdasan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan temperamen orang lain (networker, negotiator, guru)
Ciri-ciri :
- Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, terbuka
- Menjalin kontak mata dengan baik
- Menunjukan empati pada orang lain
- Mendorong orang lain menyampaikan kisahnya

7. Kecerdasan Intrapersonal
Yaitu kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertidak secara adaptif berdasar pengenalan diri (konselor, teolog)
Ciri-ciri :
- Membedakan berbagai macam emosi
- Mudah mengakses perasaan sendiri
- Mawas diri dan suka meditasi
- Lebih suka kerja sendiri

8. Kecerdasan Naturalis
Yaitu kecerdasan memahami dan menikmati alam dan menggunakanya secara produktif dan mengembangkam pengetahuan akan alam (petani, nelayan, pendaki, pemburu)
Ciri-ciri :
- Mencintai lingkungan
- Mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang
- Senang kegiatan di luar (alam)

9. Kecerdasan Eksistensial
Yaitu kecerdasan untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia (filsuf, teolog,)
Ciri-ciri :
- Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
- Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia.

Disarikan dari beberapa sumber.

Jusuf Kalla (JK) : Lulusan PT Jangan Harap Jadi PNS, Mending Pengusaha

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mendorong para lulusan perguruan tinggi agar menjadi pengusaha, karena kesempatan bekerja lebih luas ketimbang mendaftar menjadi pegawai negeri sipil. Lulusan perguruan tinggi jangan berharap menjadi pegawai negeri sipil (PNS), karena peluangnya lebih kecil,” katanya ketika menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Teknologi Industri 2011 yang mengangkat tema "Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Berdaya Saing Menuju Persaingan Global", di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, kuota PNS saat ini hanya terbatas pada tenaga pendidik dan kesehatan, sehingga lulusan perguruan tinggi hendaknya mempertimbangkan pilihan lain di luar PNS. “Pilihan lain para lulusan PT adalah bekerja di sektor swasta atau menjadi pengusaha atau berwirausaha,” katanya.Ia mengatakan para lulusan PT yang ingin menjalankan usaha sebaiknya mampu bersaing. “Seorang pengusaha yang mampu bersaing tentunya inovatif dan kreatif dalam menjalankan usahanya sehingga mampu meningkatkan nilai usaha,” kata dia.
Kalla mengatakan untuk memajukan usaha, para pelaku usaha harus melakukan banyak penelitian yang aplikatif. Sementara itu, salah seorang peserta seminar Evhi mengatakan tantangan yang dihadapi pengusaha selama ini adalah pasar yang semakin kompetitif. “Saya sebagai pengusaha batik mencoba terus berkreasi dalam menjalankan ekonomi kreatif agar tetap bertahan dalam persaingan pasar,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla juga mengatakan kewirausahaan mendorong budaya di Indonesia saling berbaur karena bertujuan mencapai kemajuan ekonomi. “Budaya lokal di Indonesia saat ini saling berbaur karena didorong oleh kebutuhan yang sama yakni memajukan setiap usaha,” katanya. Dia mencontohkan budaya lokal yang berbaur adalah budaya yang tumbuh dan berkembang di sektor maritim dan agraris.
“Pada awalnya budaya maritim mendorong orang untuk menjadi pengusaha karena orang yang tinggal di kawasan maritim cenderung agresif dan berani mengambil risiko saat menjalankan usaha,” kata dia. Sedangkan, masyarakat yang tumbuh dan berkembang di lingkungan agraris, contohnya petani cenderung tidak berani menanggung risiko. Menurut dia, dalam perkembangannya kedua masyarakat yang hidup dalam budaya saling berbaur karena memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan kemajuan ekonomi melalui wirausaha.
Ia mengatakan pendidikan, pergaulan, dan pengalaman hidup mengubah segalanya karena masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda bisa saling berbaur dan berinteraksi. “Orang kemudian menjadi kreatif dan bisa berekspresi saat menjalankan segala macam usaha,” katanya.
sumber: Republika Online