*** SELAMAT DATANG DI WEBSITE KEWIRAUSAHAANFTPUGM.COM ***


Sabtu, 14 Desember 2013

SunMor in Action - Sarana Pembelajaran

Salah satu "SENJATA" yg tidak dimiliki oleh mahasiswa TPHP untuk menjadi wirausahawan adalah Ilmu Marketting dan Ilmu Menjual. Ilmu-ilmu produksi olahan pangan lainnya Insya Alloh sudah lebih dari cukup.
Saya sependapat bahwa menjadi seorang wirausahawan butuh SKILL tertentu, dan skill hanya dapat diraih dengan BERANI MENCOBA DAN LATIHAN. Hanya dengan Latihan, Latihan dan Latihan maka skill atau ketrampilan tsb akan semakin terasah dan semakin terampil.
Sehubungan dengan hal itu, kegiatan SunMor in Action ini merupakan wahana berlatih bagi mahasiswa dalam memasarkan dan menjual produk untuk mengasah ketrampilan mereka. Buang jauh-jauh rasa malu, rasa gengsi, ja'im, dan faktor-faktor penghambat lainnya. Rasakan dan Nikmati bagaimana proses memasarkan dan menjual suatu produk, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, baik yang manis maupun yang pahit. Yakinlah, semuanya itu adalah proses pembelajaran yang bermanfaat bagi kalian semuanya. Dan jangan lupa, katakan pada diri anda bahwa"SAYA BISA & SAYA MAMPU !!! " 




Rencanakan Masa Depan Anda dengan Terapi Gelombang Otak

Otak merupakan pusat pengendali dari keseluruhan aktivitas tubuh dan mental Anda. Otak adalah pintu depan diri Anda untuk melakukan perubahan. Otak menentukan bagaimana Anda berpikir, merasakan, dan bertingkah laku. Otak mempengaruhi bagaimana Anda menyikapi yang telah lewat, menyikapi yang akan Anda jalani, dan membentuk masa depan Anda.
Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang berfluktuasi. Gelombang listrik ini disebut Brainwave atau Gelombang Otak. Kondisi Gelombang Otak  pada diri Anda sangat menentukan pikiran dan tingkah laku Anda. Konsentrasi, tekanan, energi, suasana hati, kebiasaan, perilaku, reaksi, dan lain-lain merupakan kondisi cermin dari frekwensi Gelombang Otak Anda. Dengan merubah frekwensi Gelombang Otak (Brainwave), berubahlah kondisi Anda.
Terapi  Gelombang Otak bekerja dengan cara melatih/menstimulasi gelombang otak Anda agar masuk pada rentang frekwensi tertentu. Terapi ini sangat efektif karena Anda tidak perlu melatih diri Anda untuk mengontrol pikiran seperti latihan meditasi, yoga, self-hypnosis/hypnosis, visualisasi atau afirmasi. 
Dengan Terapi Gelombang Otak (Brainwave) memungkinkan adanya keseimbangan otak dan membuka pintu perubahan, bahkan  perubahan tersebut bisa Anda rasakan saat pertama kali Anda mendengarkan Musik Terapi Gelombang Otak ini.

Jumat, 13 Desember 2013

Kunci Jadi Wirausaha ala Habibie

KOMPAS.com — Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie, menjelaskan, ada satu kunci menjadi wirausaha. Ini akan menjadi modal dasar bagi semua wirausaha untuk berbisnis di segala kondisi.
"Kuncinya hanya satu, harus berorientasi pada pasar," kata Habibie saat konferensi pers pada acara Wirausaha Muda Mandiri di Jakarta Convention Center, Kamis (17/1/2013).
Menurut Habibie, orientasi pasar ini begitu penting karena semua yang berbisnis akan berorientasi pada penjualan. Jika penjualan tidak ada pasarnya, berbisnis pun jadi nihil. Orientasi pasar ini merupakan hal yang wajar dan sesuatu yang normal. Saat berbisnis apa pun, pengusaha diminta untuk tidak meninggalkan orientasi pasar yang akan disasar.
Habibie mencontohkan, dia rela kembali ke Indonesia dan membuat industri strategis berupa bisnis pembuatan pesawat terbang. Sebenarnya, bisnis pesawat terbang itu kecil, volumenya tinggi, dan bisa menyerap banyak tenaga kerja.
Buktinya, PT Dirgantara Indonesia yang dia rintis memiliki jumlah pekerja hingga 48.000 orang. Namun karena rezim Orde Baru yang melemahkan PT Dirgantara Indonesia, kini jumlah pekerjanya tersisa hanya 4.000 orang.
"Kita pernah berjaya dengan industri pesawat terbang tersebut, tapi kini mau mati suri. Industri ini harus dibangkitkan kembali. Kalau tidak, kita akan kembali ke zaman 1945, ketika kita tidak memiliki industri itu," kenangnya.
Menurut dia, berbisnis tidak perlu tips dan trik. Untuk trik, hal itu justru merupakan sesuatu yang tidak layak dan tidak perlu dilakukan.
Untuk tips, Habibie berpesan bahwa semua orang, baik berbisnis maupun tidak, harus kredibel dalam segala kondisi. Artinya, orang tersebut harus bisa dipercaya bagi setiap orang yang menemuinya.
"Kalau itu Anda bisa lakukan, uang akan mengejar Anda," tuturnya.
Editor : Erlangga Djumena

Penganggur Akademik Dua Juta Orang

SURABAYA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mencatat, sedikitnya dua juta lulusan perguruan tinggi dengan aneka jenjang menjadi penganggur. Perlu perubahan paradigma pendidikan agar lulusan perguruan tinggi tidak hanya menjadi pencari kerja.
Secara sistem, pemerintah berusaha memperbaiki, antara lain, dengan peninjauan kurikulum.
-- Fasli Jalal
Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, di Indonesia tercatat sedikitnya 14 juta sarjana. Dua juta di antaranya menjadi penganggur setelah lulus. ”Secara sistem, pemerintah berusaha memperbaiki, antara lain, dengan peninjauan kurikulum,” ujarnya di sela-sela wisuda perdana Universitas Ciputra Surabaya, Sabtu (25/9/2010).
Perbaikan itu, antara lain, mendorong lebih banyak pelajaran soal kewirausahaan. Pendidikan di Universitas Ciputra (UC) Surabaya menjadi bukti kewirausahaan bisa diajarkan kepada siapa saja.
Hampir seluruh dari 145 lulusan angkatan pertama UC Surabaya sudah bekerja sebelum lulus. Sebagian membuka lapangan pekerjaan sendiri.
”Pemerintah bekerja sama dengan Universitas Ciputra berusaha mengembangkan pendidikan entrepreneurship ke perguruan tinggi lain,” ucapnya.
Kerja sama antara lain dengan menggelar pelatihan pendidikan kewirausahaan untuk 2.000 dosen dari sejumlah perguruan tinggi. Selain itu, juga dibuka inkubasi bisnis di 300 perguruan tinggi. Pemerintah menyediakan sejumlah insentif bagi perguruan tinggi yang mendorong pendidikan kewirausahaan.
”Tetapi, ada faktor lain yang tidak kalah penting untuk pengembangan entrepreneurship, yakni kemauan pribadi mahasiswa,” tuturnya.
Pendiri UC, Ciputra, mengatakan, pendidikan selama empat tahun di UC tak bertujuan mendapat ijazah saja. Proses pendidikan bertujuan menekankan kepribadian dan sikap seorang wirausaha.
Ijazah sebenarnya bukan kertas cantik yang didapat hari ini. Ijazah yang paling berharga adalah perubahan mindset, karakter, budaya, kecakapan, dan pemahaman entrepreneurship.(RAZ)
Sumber : Kompas Cetak
Editor : Latief

Pendidikan Entrepreneurship Di UGM

"Entrepreneur adalah seseorang yang mampu mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas". Pernyataan diatas diungkapkan Ir. Ciputra ketika menjadi pembicara pada kuliah perdana mahasiswa baru pascasarjana UGM tahun ajaran 2007/2008. Kehadiran Ir. Ciputra yang merupakan seorang pengusaha besar bertaraf internasional di bidang property merupakan suatu tonggak sejarah tersendiri bagi UGM. Kehadiran Ciputra bukan hanya dalam rangka memberikan kuliah perdana, tetapi juga dalam rangka menjalin kerjasama dengan UGM untuk membangun UGM menjadi centre of excellence and entrepreneurship.

Dalam kuliah perdana yang dilaksanakan pada hari Senin, 10 September 2007 tersebut, Ir. Ciputra memaparkan bahwa setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa mengapa entrepreneurship sangat penting diajarkan di bangku sekolah. Pertama, kebanyakan generasi muda tidak dibesarkan dalam budaya wirausaha. Inspirasi dan latihan usaha tidak banyak diajarkan di bangku sekolah. Kedua, Tingginya pengangguran di Indonesia mencapai angka 10, 93 juta jiwa pada tahun 2006. Majalah Tempo edisi 20-26 Agustus 2007 menyajikan fakta bahwa pada tahun 2006, terdapat 670.000 sarjana dan lulusan diploma yang mengaggur. Ketiga, lapangan kerja sangat terbatas, tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Keempat, pertumbuhan interpreneur selain dapat menampung tenaga kerja, juga dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat secara luas. Menurut David McClelland, seorang sosiolog terkemuka, suatu negara akan maju jika terdapat entrepreneur sedikitnya sebanyak 2% dari jumlah penduduk. Menurut laporan yang dilansir Global Entrepreneurship Monitor, pada tahun 2005, Negara Singapura memiliki entrepreneur sebanyak 7,2% dari jumlah penduduk. Sedangkan Indonesia hanya memiliki entrepreneur 0,18% dari jumlah penduduk. Tidak heran jika pendapatan perkapita negara singa tersebut puluhan kali lebih tinggi dari Indonesia. Menurut Prof. Lester C Thurow dalam bukunya Building Wealth: tidak ada isntitusi yang dapat menggantikan peran individu para entrepreneur sebagai agen-agen perubahan. Untuk itu menurut Ir. Ciputra, mereka yang paling siap dan paling mudah untuk dididik dan dilatih kecakapan wirausaha adalah mereka yang sekarang berada di bangku sekolah. Kelima, Indonesia sangat kaya dengan sumberdaya alam, akan tetapi sumber daya alam tersebut tidak bisa dikelola dengan baik karena Indonesia kekurangan SDM entrepreneur yang mampu mengubah "kotoran dan rongsokan menjadi emas".
Dalam kuliah perdana tersebut, Ir. Ciputra membuka wawasan mahasiswa dan dosen bahwa istilah entrepreneur tidak hanya berkaitan dengan dunia usaha, atau pengusaha, tetapi juga berkaitan dengan bidang lain. Menurut beliau terdapat 4 kelompok Entrepreneur:
  • Business Entrepreneur. Kelompok ini terbagi menjadi dua yaitu Owner Entrepreneur and professional Entrepreneur. Owner Entrepreneur adalah para penciptan dan pemilik bisnis. Professional Entrepreneur adalah orang-orang yang memiliki daya wirausaha akan tetapi mempraktekkannya pada perusahaan orang lain.
  • Government Entrepreneur. Adalah pemimpin negara yang mampu mengelola dan menumbuhkan jiwa dan kecakapan wirausaha penduduknya. Contoh dari Government Entrepreneur adalah pemimpin negara Singapura Lee Kuan Yew.
  • Social Entrepreneur. Yang masuk dalam kelompok ini adalah para pendiri orgnisasi-organisasi social kelas dunia yang berhasil menghimpun dana masyarakat untuk melaksanakan tugas social yang mereka yakini. Contohnya adalah Mohammad Yunus, peraih nobel perdamaian tahun 2006 serta pendiri Grameen Bank.
  • Academic Entrepreneur. Termasuk dalam kelompok ini adalah akademisi yang mengajar atau mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya Entrepreneur sambil tetap menjaga tujuan mulia pendidikan. Universitas Harvard dan Stanford merupakan beberapa uiversitas terkemuka yang mengelola dunia pendidikan dengan gaya Entrepreneur
Lebih lanjut Ir. Ciputra mengatakan bahwa menjadi Entrepreneur dapat dipelajari. Dan untuk menciptakan jumlah entrepreneur yang memadai di Indonesia, maka menurut Ir. Ciputra, Indonesia perlu melakukan quntum leap (lompatan quantum). Terdapat 3 gagasan dalam quntum leap. Pertama, pada level pendidikan dasar dan menengah, harus terdapat kurikulum yang mengajarkan tentang kewirausahaan. Kedua, entrepreneur harus diciptakan dan dikembangkan dan pada level perguruan tinggi. Ketiga, harus terdapat gerakan nasional pelatihan kewirausahaan yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, agar gerakan ini dapat menjangkau masyarakat luas yang barada di luar bangku sekolah.
Diakhir presentasinya, Ir. Ciputra berharap bahwa Universitas Gadjah Mada dapat mewarisi semangat juang Gadjah Mada dengan menjadikan universitas Gadjah Mada sebagai centre of excellenge and entrepreneurship. Menurut Direktur Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Dr. Irwan Abdullah, untuk menciptakan UGM sebagai centre of excellenge and entrepreneurship, maka UGM saat ini sedang bekerjasama dengan yayasan Ciputra Entreprenir, menggodok kurikulum entrepreneurship yang akan diajarkan di UGM.